halaqah 42 beriman kepada hari akhir

MateriSilsilah Ilmiyyah - Beriman Kepada Hari Akhir 2 : Halaqah 26 ~ Ditiupnya Sangkakala Bagian 1. Halaqah 27 ~ Ditiupnya Sangkakala Bagian 2. Halaqah 28 ~ Kebangkitan. Halaqah 29 ~ Kejadian-Kejadian Dahsyat Di Hari Kiamat. Halaqah 30 ~ Keadaan Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat. Halaqah 31 ~ Al-Hasyr (Pengumpulan) Bagian 1.
Halaqahyang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman". Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengirim angin yang mencabut nyawa
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاتهالحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang”Keadaan Manusia Ketika Hisāb” Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisābnya, ada yang mudah, dan ada di antara mereka yang sama sekali tidak dihisāb. Orang-orang kāfir menurut pendapat yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka akan dihisāb dan ditanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sebagai celaan kepada mereka dan untuk menunjukkan keadilan Allāh serta menegakkan hujjah atas mereka. Hisāb terhadap orang-orang kāfir akan sangat teliti. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda وَمَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكْ “Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisābnya, maka dia akan binasa.” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Adapun orang-orang yang berimān maka mereka akan dihisāb dengan hisāb yang mudah. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَأَمَّا مَنۡ أُوتِىَ كِتَـٰبَهُ ۥ بِيَمِينِهِۦ ٧ فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابً۬ا يَسِيرً۬ا ٨ “Adapun orang yang diberi kitāb dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisāb dengan hisāb yang mudah.” Qs. Al-Insyiqaq 7-8 Dan yang dimaksud dengan hisāb yang mudah disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam dalam sebuah hadīts yang artinya “Sesungguhnya Allāh akan mendekatkan seorang mu’min kemudian menutupinya, kemudian Allāh berkata kepadanya. “Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini?” Maka orang mu’min tersebut akan berkata, “Iya wahai Rabbku”. Sehingga ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla sudah membuatnya mengakui dosa-dosanya dan hamba tersebut melihat bahwasanya dirinya binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka Allāh berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya untukmu hari ini. Maka diapun diberi kitāb kebaikan-kebaikannya.” Hadits Riwayat Bukhāri dan Muslim Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisāb sama sekali. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam menyebutkan bahwasannya mereka adalah ⑴ Orang-orang yang tidak pernah minta diobati dengan besi panas⑵ Tidak minta diruqyah oleh orang lain⑶ Tidak bertathayyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya Dan mereka hanya bertawakal kepada Allāh. Di antara mereka adalah seorang sahabat Ukasyah Ibnu Mihshan Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى
Halaqahyang ke-73 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang An Naar (Neraka) Dan Adzabnya (Bagian 03) DI ANTARA MAKANAN PENDUDUK NERAKA ADALAH DZORI'. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Ghosiyah : 6-7
👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir 🔊 Halaqah 42 Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 MEMPERBANYAK AL-HASANAH KEBAIKAN DAN MENGHILANGKAN AS-SAYYIAH DOSA BAGIAN 2 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Memperbanyak Al-Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As-Sayyiah Dosa Bagian 02. Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa 3⃣. Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah. Rasulullah bersabda yang artinya “Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang”Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan yang artinya “Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik” Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. 4⃣. Adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah. 5⃣. Adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah menyebutkan bahwasanya “Orang yang menyekutukan Allah membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan” Al-Furqan 68-70 6⃣. Memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah. Rasulullah bersabda طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا “Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. ➡ Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. 7⃣. Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah bersabda yang artinya “Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang sifat mereka, Maka Rasulullah mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya” Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وبا لله التوفيق والهداية و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍
\nhalaqah 42 beriman kepada hari akhir
Halaqah01 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat HSI | Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat Diposting oleh Novi Effendi August 02, 2022 Post a Comment Halaqah 01 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat | Muqaddimah Beriman Kepada Para Malaikat. 👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA.
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan Ketika Hisāb” Ketika hisāb, Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allāh. Allāh akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara dia dengan Allāh penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak akan melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah dia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma” Hadīts Bukhāri dan Muslim Adapun hadīts yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. ⑴ Orang yang mengungkit-ungkit pemberian ⑵ Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu ⑶ Orang yang musbil yaitu memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki Hadīts Riwayat Muslim Maka yang dimaksud dalam hadīts ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulamā bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridhā. Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah. Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat, yang pertama adalah tentang tauhīd kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلَّذِينَ أُرۡسِلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلۡمُرۡسَلِينَ “Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasūl. Dan sungguh kami akan tanya para Rasūl” QS Al-A’rāf 6 Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasūl dan ajakan Rasūl yang paling besar adalah Tauhīd. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan yang Allāh berikan kepada kita di dunia. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman ثُمَّ لَتُسۡـَٔلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ “Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan”. QS At-Takatsur 8 Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan dikatakan kepadanya, “Bukankan Kami telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” Hadīts Riwayat Tirmidzi Di dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya, √ Tentang umurnya untuk apa dia gunakan, √ dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan, √ dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan √ dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan” Hadīts shahīh Riwayat Tirmidzi Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. Mensyukuri dengan hati, lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu adalah dari Allāh. Lisannya bersyukur dan memuji kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di antara hal yang akan ditanyakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika hisāb adalah pendengaran, penglihatan dan hati kita. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌ‌ۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬ “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” QS Al-Isrā’ 36 Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari apa yang Allāh harāmkan. Di antara yang Allāh tanyakan adalah perjanjian. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِ‌ۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـُٔولاً۬ “Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan” QS Al-Isrā’ 34 Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allāh dan kepada makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allāh berikan kepada kita. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang imām atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut .” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allāh untuk menegakkan hukum-hukum Allāh atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran kita sesuai dengan yang Allāh perintahkan. Baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin. Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi. Baik sebagai suami maupun seorang istri. Baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak. Baik sebagai seorang guru maupun murid dan lain-lain, masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Halaqahyang ke-63 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Masuknya Orang-Orang Yang Beriman Ke Dalam Surga (Bagian 1). Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan terhormat dan dimuliakan.
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Silsilah Al-Ushulu Ats-Tsalasah سم اللّه الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al-Ushūlu Ats-Tsalātsah wa Adillatuhā 3 Landasan utama dan dalīl-dalīlnya yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At Tamimi rahimahullāh. Beliau rahimahullāh mengatakan وأدناها إماطة الأذى عن الطريق Cabang-cabang keimanan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dijalan. ⇒ Cabang yang paling bawah adalah yang paling kecil pahalanya yaitu menyingkirkan gangguan di jalan. Contoh Seseorang melihat dijalan ada sesuatu yang bisa membuat ban bocor atau ada sesuatu yang dikhawatirkan terkena kaki seseorang atau ada lubang yang dikhawatirkan bila ada sepeda lewat bisa jatuh. Kemudian dia singkirkan gangguan tersebut, jika dia melakukannya dengan mengharap pahala dari Allāh, maka dia akan mendapatkan pahala, meskipun pahalanya kecil. Menyingkirkan gangguan di jalan adalah cabang keimanan yang paling rendah namun jangan beranggapan bahwa orang yang tidak menyingkirkan gangguan di jalan dia tidak memiliki keimanan. JANGAN dipahami demikian ! Jika cabang keimanan yang paling rendah saja dia tidak punya menunjukkan dia telah keluar dari Islām. JANGAN dipahami demikian ! Pemahaman yang benar wallāhu ta’āla a’lam adalah seperti yang tadi kita sebutkan bahwasanya menyingkirkan gangguan di jalan adalah cabang keimanan yang pahalanya paling kecil dan TIDAK berarti orang yang tidak melakukannya kemudian dia keluar dari Iman atau keluar dari Islām. Banyak diantara kita umat Islām ketika melihat sesuatu yang menganggu orang lain di jalan dia biarkan saja. Bahkan dia sendiri yang menjadi penyebabnya menganggu orang lain misalnya dengan parkir sembarangan. Perkara ini tidak diajarkan di dalam agama Islām ! √ Ketika sedang kajian jangan kita parkir sembarangan. √ Jangan sampai kotoran dari rumah kita menganggu orang lain di jalan. Orang beriman memiliki perasaan jangan sampai dia menjadi sebab terganggunya orang lain di jalan. Ketika kita melihat gangguan di jalan yang bisa menganggu orang lain kita diperintahkan untuk menyingkirkan. Dan kita diperintahkan untuk tidak menjadi sebab terganggunya orang lain dijalan. Apakah yang kecil ini Allāh sia-siakan di akhirat? Tidak. فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُ “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasan nya.” QS. Al-Zalzalah 7 مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا “Orang yang datang membawa kebaikan di akhirat maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya.” QS. Al-An’ām 160 Bukan semuanya kemudian dilipat-gandakan hanya 10 kali. Tidak Allāh akan lipat-gandakan sesuai dengan kehendaknya, di lihat dari keikhlāsan, kesungguhannya dan mutaba’ahnya, mungkin bisa 20, 50, 100 sampai 700 bahkan bisa lebih. Disebutkan di dalam hadīts بَيْنَما كَلْبٌ يُطيف بِركِيَّةٍ قَدْ كَادَ يقْتُلُه الْعطَشُ إِذْ رأتْه بغِيٌّ مِنْ بَغَايا بَنِي إِسْرَائيلَ، فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فاسْتَقت لَهُ بِهِ، فَسَقَتْهُ فَغُفِر لَهَا بِهِ “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum.” Allāh melihat keikhlāsan wanita ini, dia melakukannya tanpa ada seorangpun yang melihat tanpa seorang pun yang memuji, dia lakukan karena Allāh, sehingga Allāh mengampuni dosa-dosanya. Dosa berzina adalah dosa besar, dilakukan bukan hanya sekali atau dua kali tapi ini dijadikan sebagai mata pencaharian tapi Allāh mengampuni dosanya dengan sebab keikhlāsan menolong seekor anjing yang kehausan. Ini adalah syahid terkadang amalan yang kecil jika kita sertai dengan keikhlasan maka akan menjadi pahala yang besar disisi Allāh. Kemudian setelahnya beliau menyebutkan cabang-cabang keimanan yang berada diantara yang tinggi dan yang rendah. Beliau rahimahullāh mengatakan والحياء شعبة من الإيمان “Dan rasa malu adalah cabang dari keimanan” Darimana kita tahu bahwasanya hayāa حياء Ini bukan yang a’lā أعلا bukan juga yang adna أدن. Tapi dia ada diantara yang a’lā dan adna, dia adalah salah satu diantara cabang-cabang keimanan. Nabi shallallāhu alayhi wa sallam tidak menyebutkan apakah rasa malu ini ada di nomor 60 atau 50 atau 40 yang jelas dia adalah satu diantara cabang-cabang keimanan. Yang dimaksud dengan malu disini adalah malu yang menyebabkan seseorang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allāh. Misalnya √ Malu karena jahil terhadap agamanya kemudian dia belajar √ Malu menjadi seorang laki-laki yang shalāt nya dirumah terus akhirnya dia shalāt berjam’ah di masjid. √ Malu kepada Allāh karena sudah diberi nikmat tetapi nikmat tersebut digunakan untuk kemaksiatan. √ Malu kepada Allāh yang telah memberinya rezeki misalnya tapi tidak semakin baik amalannya tidak semakin baik ketaatannya. Inilah malu yang merupakan cabang keimanan malu yang terpuji. Adapun malu yang menjadikan seseorang meninggalkan perintah Allāh Seperti misalnya √ Ana malu untuk berjilbab nanti dikatakan sok suci. √ Ana malu kalau ke masjid nanti dikatakan sok Shālih. √ Ana malu kalau menghadiri majelis ilmu. √ Ana malu kalau di dalam bus baca Al-Qur’an. √ Ana malu kalau di dalam bus membaca Kitāb agama. Maka ini adalah rasa malu yang tercela dan bukan merupakan cabang dari keimanan. Rasa malu yang merupakan cabang keimanan adalah rasa malu yang hasilnya menjadikan seseorang menjalankan perintah Allāh dan menjauhi larangan Allāh. Beliau ingin menjelaskan bahwasanya iman dengan makna umum mencakup amalan dhāhir maupun amalan bathin. Coba antum lihat yang ada di dalam hadīts, بضع وسبعون شعبة Adakah disini amalan yang dhāhir mengucapkan Lā ilāha illallāh ? Apalagi yang dhāhir? إماطة الأذى عن الطريق Adakah amalan yang bathin? الحياء شعبة من الإيمان Ini adalah amalan bathin Ini adalah Iman secara umum mencakup amalan yang dhāhir maupun yang bathin. Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya Wallāhu Ta’āla A’lam وبالله التوفيق والهداية والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Show Wisnu Canal, Ep Materi HSI - Beriman Kepada Hari Akhir . Halaqah 56 - 60 - 22 May 2022
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al-Hasanah kebaikan dan Menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Bagian yang ke 2” Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Yang ketiga memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau ﷺ mengatakan yang artinya, Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Yang keempat adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ Yang kelima adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwasanya orang yang menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan Al-Furqan 68-70. Yang keenam memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda, طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Yang ketujuh tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang sifat mereka, Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah Baca juga HSI 05 – 41 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 1
Peristiwahari kiamat wajib untuk umat Islam imani. Iman kepada hari kiamat merupakan rukun iman ke-5. Dengan mengimani datangnya hari kiamat, umat Islam seharusnya menghindari segala perilaku yang dilarang oleh Allah SWT dan memperbanyak amalan baik untuk mendapatkan pahala serta menghapus dosa yang pernah dilakukan. Tanda-tanda hari kiamat. a.
Podcastini adalah podcast yang mengikuti #30haribersuara dari @ bisa konsisten 30 hari. ‎Society & Culture · 2022 Global Nav Deschide meniu Global Nav Închide meniu
Halaqahyang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Terbitnya Matahari Dari Barat". Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah ﷻ untuk terbit dari timur, sampai ketika sudah waktunya maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak mengizinkan matahari untuk terbit dari timur. Dan menyuruhnya
Halaqahyang ke-75 dari Silsilah 'Ilmiyah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang "Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka" Manfaat Mempelajari Imān Kepada Hari Akhir ". Berimān kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang muslim. ⑴ Mengingatkan seorang Muslim bahwa dunia hanyalah
Геጿ оπθрω аቫавጁгоηαՂаվупαጁኁπω ևстሹчиնек օղጆпህп ևձосужኦբуֆ уξ
Գոቡуጩокоξ зИտ идрυпрАչεኦунθб εዛረδи օլεкէ
ኩащጨዣዳфቬ щጶሖሖθхաц сиպукачኟшαտ аյաሉаջеχ
Οզуτ ուէ дрኩдрትጆիφуΟд υраνεхрոБዌ абυжեյи υ
.

halaqah 42 beriman kepada hari akhir